Minggu, 04 Desember 2011

Beramal atas dasar Ilmu.....



Banyak orang yang lebih memprioritaskan amal daripada ilmu, sementara amal-amal mereka tidak berdasarkan ilmu sehingga kebanyakan dari mereka menjadi tersesat. Padahal ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah -sallallahu alaihi wasalam- adalah perintah membaca (mencari ilmu, QS 96:1) dan banyak ayat-ayat yang diturunkan dengan kalimat perintah: “ketahuilah!” Oleh sebab itu Imam Albukhari -rahimahullah- dalam kitab Sahihnya membuat bab tersendiri dengan judul: “Berilmu sebelum beramal”. Ini merupakan perhatian beliau terhadap umat Nabi Muhammad -sallallahu alaihi wasalam- agar lebih mengutamakan berilmu sebelum beramal. Karena ilmu akan melahirkan keimanan sedangkan mengamalkan ilmu akan melahirkan ketakwaan. Dan derajat manusia di sisi Allah hanya dibedakan berdasarkan ketakwaannya (QS 49:13).

Orang-orang yang mengamalkan ilmunya akan mendapat banyak manfaat, di antaranya adalah melimpahnya berkah dari langit dan bumi (QS 7:96), dihapusnya dosa-dosa dan diantarkan kepada surga-surga yang penuh kenikmatan (QS 5:65), disempurnakannya pahala dan bertambahnya karunia dari Allah (QS 4:173), dijanjikan mendapatkan Tuba (pohon kebahagiaan di surga, QS 13:29), dijanjikan masuk ke dalam surga (QS 22:14), dan mendapat pahala yang terus menerus tanpa terputus (QS 41:8). Sedangkan orang-orang yang sudah mempelajari ilmu kemudian ia tidak mengamalkannya maka akan mendapatkan kemurkaan Allah (QS 61:2-3), bahkan diancam untuk dimasukkan ke dalam neraka (QS 2:44). Namun ancaman ini bukan berarti kemudian meninggalkan dari upaya menuntut ilmu, karena hal itu berarti meninggalkan keutamaan-keutamaan dari ilmu dan tetap berada dalam kebodohan, padahal wajib atas kita untuk menuntut ilmu.

Puasa Muharram....





Rupanya Nabi Saw tahu, bahwa para pengikutnya benar-benar bergelimang noda dan dosa. Nabi Saw juga tidak rela, jika para pengikutnya kelak menjadi santapan ular di neraka, serta menjadi teman setia syetan dan Iblis selama-lamanya. Oleh karena itu, Nabi Saw secara khusus memberikan trik khusus kepada para pengikutnya dengan beragam amal sunnah yang mampu melebur dosa-dosa itu. Nabi Saw pernah menuturkan dalam sebuah pesan singkat, yang artinya:” takutlah kalian semua kepada Allah Swt, dimana saja berada. Dan, ikutilah perbuatan maksiat (kejelekan) dengan amal perbuatan baik (amal sholih). Amal sholih (ibadah) itu bisa menghapus dosa-dosa itu (H.R Tirmidzi).


Beragam amal ibadah, sepeti; wudu’, sholat wajib dan sunnah, sedekah, berpuasa, haji dan umrah, ternyata menjadi pelebur dosa manusia. Dan, semua itu dijelaskan secara gamblang dalam al-Qur’an dan hadis Nabi Saw. Lihat saja, hadis sederhana ketika menceritakan bahwa wudu’ (bersuci) ternyata mampu melebur dosa-dosa yang melekat pada manusia. Bahkan wudhu yang sempurna mampu mengembalikan manusia seperti bayi yang baru dilahirkan, bersih nan suci tanpa dosa dan noda.


Barang siapa yang ber-suci (wudhu’) dengan sempurna (Isbagu al-Wudhu’). Maka, kanbu hanya mensucikan diri dari hadas kecil, akan tetapi dosa-dosa (al-Khotoya) juga akan terhapus. Nabi menginformasikan dalam sebuah keterangan hadisnya yang artinya:” barang siapa berwudu’ kemudian menyempurnakan wudhu’nya, maka Allah akan menhapus dosa-dosa-nya. Begitulah perhatian Nabi Saw kepada para umatnya. Hanya dengan bersuci, ternyata dosa-dosa mampu dihapus.


Pada sepuluh al-Syuro ini, Nabi Saw mengajak para pengikutnya dengan melaksanakan puasa sunnah. Sunnah artinya berpahala bagi yang melaksanakan dan tidak apa-apa bagi yang meninggalkan. 


Tetapi, jika dimaknai secara mendalam, ternyata puasa itu bertujuan mendekatkan diri kepada-Nya, yang sekaligus menghapus dosa-dosa. Logikanya, kotoran manusia yang berupa dosa-dosa itu akan menjadi penghalang interakasi dengan tuhannya. Tetapi, jika kotoran itu sedikit demi sedikit terhapus, maka interaksi dengan tuhan akan semakin mudah, nyaman, serta menjadikan do’a semakin mantap.


Pernyataan Nabi Saw dalam sebuah hadisnya sebagai berikut:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” صوم عاشوراء كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين : سنة ماضية وسنة مستقبلة (رواه ابن شيبة )
Artinya:” Rosulullah Saw menuturkan:” puasa pada sepuluh muharram (10 Al-Syuro’) menebus dosa-dosa setahun penuh, dan puasa hari Arafah menebus dosa-dosa selama dua tahun (tahun lalu dan setahun mendatang).


Ini merupakan kesempatan untuk melebur dosa-dosa. Di jaman serba tehnologi modern, hampir semua panca indera manusia bersinggungan dengan dosa. Dan ini sangat sulit sekali untuk dihindari. Di samping berusaha sekuat tenaga di dalam menghindari maksiat-maksiat, seperti menjaga pandangan, telingga, tangan, kaki (panca indera). Puasa-puasa sunnah itu juga menjadi alternative penghapus dosa. Dengan catatan, ibadah puasa itu benar-benar ihlas karena Allah Swt. Sekaligus, tanda bukti kecintaan kita kepada Rosulullah Saw. Untuk memperindah hari-hari Muharram, alangkah indahnya jika kita bersedekah setiap hari, walaupun hanya seribu rupiah. Ini dilakukan dalam rangka meraih berkah sebanyak-banyaknya pada bulan sakral ini.

Hamba yang Salat Subuhnya Dibangunkan Iblis.....



Konon, seorang saleh selalu terbangun sebelum subuh. Dia selalu salat subuh pada waktunya. Sepertinya ada kekuatan tak terlihat yang membuatnya terjaga. Entah bagaimana, akhirnya  dia ketahui bahwa iblis-lah yang “menggangunya” sehingga dia selalu dapat mengerjakan salat itu dengan baik. Aneh bukan? Iblis ikut membantu hamba itu untuk taat. Ketika seorang diantara bala tentara iblis bertanya, mengapa iblis malah membantunya untuk terjaga iblis menjawab, “Dahulu, dia pernah kehilangan salat subuhnya. Dan dia mengganti kesalahannya dengan ibadah yang jauh lebih baik lagi. Dia beramal saleh, dia bersedekah, dia menebus kifarat, meng-qadha, dan salat begitu baiknya. Aku kuatir kalau ia kehilangan salat subuhnya lagi, ia akan melakukan hal sama”

Jumat, 02 Desember 2011

Konsep Pengampunan Dalam Islam


Berapa pun besarnya dosa manusia, maka Allah akan mengampuninya. Tetapi ada syaratnya. Syaratnya yaitu bahwa orang yang berdosa tersebut mau mengakui dosa-dosanya dan menyatakan penyesalan atas semua dosa-dosanya kemudian mohon ampun kepada Allah dengan sunguh-sungguh. Dengan kata lain, orang yang akan diampuni dosanya oleh Allah hanyalah orang yang mau bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya.


Sebagaimana firman Allah yang dapat kita baca dalam kitab sebagai berikut;


Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S, 39:53)


Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). .(Q.S, 39:54)


Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu* sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, .(Q.S, 39:55)
supaya jangan ada orang yang mengatakan: “Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah), .(Q.S, 39:56)


atau supaya jangan ada yang berkata: ‘Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa’. .(Q.S, 39:57)


Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab ‘Kalau sekiranya aku dapat kemnbali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik’. .(Q.S, 39:58)
——————————–
*apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dalam ayat 55 diatas bisa dirujuk kepada ayat berikut ini;


“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka. (Al-Quran, 39:41)

Kamis, 01 Desember 2011

Jangan Takut Menikah, Rejeki di Tangan Tuhan.....


Banyak pertimbangan mengapa kaun Pria dan Wanita saat ini cenderung ragu dan takut untuk melangkah kejenjang pernikahan.Salah satunya adalah Karena faktor finansial alias Uang.


Apa lagi di beberapa daerah tertentu ditanah air kita,kultur dan adat istiadat yang berbeda-beda makin memperkaya hasanah budaya  bangsa Indonesia.Menikah dan punya anak mungkin akan menjadi pertimbangan yang cukup besar bagi sepasang Pria dan wanita dalam membentuk sebuah keluarga.


Membayangkan kehidupan yang akan dijalani selanjutnya setelah mengarungi hidup berumah tangga memang terasa berat,apalagi jika sang pria  belum memiliki Pekerjaan tetap dan belum mapan secara finansial.

Sejauh mana ukuran tingkat kemapanan seseorang?
Jika diukur  dari  kemapanan secara finansial,bisa jadi seseorang Pria ataupun wanita akan sulit untuk memutuskan cepat atau lambatnya mereka menuju jenjang pernikahan,rasa ragu menatap masa depan setelah menikah dan akhirnya mempunyai keturunan justru membayangi.


Bagi kaum Wanita memilih pria yang memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan yang dianggap cukup,menjadi sebuah pertimbangan yang besar.Apa lagi jika Sang wanita tidak memiliki pekerjaan atau kegiatan yang menghasilkan ” Sesuatu” (ngambil iconnya syahrini..hehehe).


Bagi saya memilih pasangan hidup yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan rasa tanggung jawab serta seorang pekerja keras,itu merupakan modal awal bagi seorang pria untuk dijadikan pendamping.

Sebagai manusia,tugas kita hanyalah berusaha sebaik mungkin berjuang dan bekerja.Percayalah Rejeki itu sudah diatur namun wajib diusahakan untuk diperoleh.Tentunya mendapatkan rejeki dengan cara bekerja yang halal.

Berhasil atau tidak Tuhan-lah yang menentukan,orang kaya dibelahan dunia manapun tetap bekerja dan berusaha keras untuk mendapatkan rejeki.
Tidak  pantas kita berputus asa,sedangkan usaha yang kita lakukan hanya sedikit,tidak ada salahnya jika kita mencontoh orang-orang sukses.
Meskipun banyak kasus dimasyarakat,dimana faktor ekonomi yang memicu tindak kriminal  dan kekerasan dalam rumah tangga.kasus bunuh diri,membunuh istri,suami,bahkan membantai anak kandung sendiri hanya karena putus asa menghadapi cobaan hidup.

Ada juga anggapan,menjadi seorang PNS ( Pegawai Negeri Sipil) atau kerja kantoran yang mendapatkan gaji per bulan merupakan modal yang besar untuk menikah,karena penghasilan tiap bulan  sudah didepan mata.sehingga muncul sikap Under Estimate terhadap orang yang pekerjaannya hanya bergantung pada pekerjaan musiman ( pekerja proyek,petani).

Ada sedikit pengalaman dari saudra saya,beliau merasakan begitu beratnya membesarkan 8 orang anak,sedangkan suaminya  bekerja apa saja yang halal demi  menghidupi anak-anaknya.
Meskipun suaminya bukanlah seorang PNS  atau pegawai kantoran,tapi sedikit demi sedikit dengan tekad dan semangat yang tinggi,akhirnya  mereka mampu menyekolahkan  ( 8 anaknya) hingga  tingkat Sarjana.

Menjadi PNS ataupun Pegawai kantoran yang berbekal gaji bulanan,bukanlah jaminan utama keberhasilan seseorang dalam berumah tangga.Faktor utama adalah,ketekunan,dan rasa tanggung jawab tanpa kenal lelah.Menciptakan lapangan pekerjaan buat diri dan orang lain akhirnya berhasil dilakoni suami saudara saya.

Saya percaya Rejeki ditangan Tuhan,dengan berbekal keyakinan,kekuatan hati serta kerja keras,Insya Allah kita akan terus melanjutkan hidup tanpa harus takut untuk menikah dan mempunyai keluarga.

Jika ragu  menikah karena takut tidak bisa menghidupi anak-anak dan keluarga,sampai kapanpun kita tidak akan menikah,jika bayang ketakutan itu terus menghantui,maka tinggallah kita seorang diri dan menjadi seorang “Pecundang” sejati.

Mulai Musnahnya Budaya Bangsaku......

Bangsa Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang dikenal dengan keragaman budayanya mulai dari suku, bahasa dan adat-istiadat. Kekayaan budaya yang melintang dari Sabang sampai Marauke. Hal tersebut bahkan dapat diperkuat dengan data UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization ) menyebutkan bahwa bangsa Indonesia memiliki sekitar 1128 suku dan 726 bahasa daerah (Antaranews,2011). Ini telah menjadi bukti dari kebesaran dan kehebatan Indonesia di mata dunia, namun gambaran tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya. Negara yang secara geografis terletak di sebelah timur planet bumi, ternyata tidak dapat dikatakan sesuai dengan posisinya sebagai negara yang berbudaya timur juga. Kenapa ? . Dikarenakan indonesia adalah cerminan negara barat yang ada di timur.

Ada hal yang harus menjadi perhatian kita bersama, kekayaan kebudayaan, suku, adaat-istiadat dan bahasa yang dimiliki oleh indonesia ternyata hanya sebagai hiasan saja. Di era globalisasi saat ini, nilai-nilai budaya dan kesukuaan yang terdapat di tiap-tiap daerah diseluruh wilayah nusantara tampak mulai pudar, dikarenakan kaum muda bangsa yang seharusnya sebagai pelaku penting dalam melestarikan , menjaga keharmonisan, keasliaan serta kemurniaan dari bahasa dan suku di Indonesia sudah sangat menurun sekali. Kertarikan kaum muda di Indonesia akan budaya daerah sudah sampai pada level yang sangat-sangat mengkhawatirkan. Banyak dari pemuda kita yang sibuk dengan budaya bangsa lain seperti demam K-Pop (Korean pop), lagu India (Bollywood) dan musik hip-hop barat. Ini bukti kegagalan kita sebagai warga negara Indonesia untuk melestarikan kebudayaan bangsa.

Kasus yang pernah diliput oleh salah satu TV swasta menayangkan tentang kepergiaan dari sekelompok penari wayang guna memperkenalkan budaya Indonesia ke benua Eropa, namun hal yang mengejutkan adalah para penarinya orang-orang tua . Dimana anak-anak mudanya ?. Seharusnya merekalah yang menjadi penerus kebudayaan bangsa saat ini. Mereka sudah terhisap kedalam gelombang globalisasi budaya asing yang dengan kuat merasuki kaum muda. Mereka sudah pada meninggalkan tarian daerah mereka masing-masing.

Lalu, informasi yang paling mengejutkan lainnya adalah banyaknya budaya-budaya bangsa kita seperti kasus Tari Pendet, Reog Ponorogo dan sampai lagu Rasa Sayange dapat dengan mudah diklaim oleh negara tetangga Malaysia. Karena banyak dari warga kita yang sangat peduli dengan budaya bangsa sendiri. Selain itu, banyaknya warga asing yang sangat tertarik dalam mempelajari tentang budaya-budaya tradisional yang ada di Indonesia. Gambaran yang sangat mengejutkan ketika mengetahui kabar bahwa bangsa kita akan mununggu kapan akan kehilangan semua kekayaannya. Ini sungguh kronis sebagai bangsa yang kaya akan budaya, dengan mudahnya direbut oleh bangsa lain, namun kita hanya bisa diam dan tidak dapat melakukan apa-apa guna menghadapi masalah serius seperti ini.

Kebudayaan indonesia yang mulai terkikis dengan adanya budaya-budaya luar yang telah masuk dan banyaknya anak-anak muda bangsa indonesia lebih menyukai sehingga mereka melupakan budaya daerah mereka sendiri. Lalu, pernyataan dari mantan menteri pendayagunaan aparatur negara (Menpan) Taufiq Effendi dan mantan sekretaris umum badan pekerja kongres kebudayaan Eka Budianta serta seorang pelaku seni Sunda Ma Egeng, Eka mengatakan bahwa ungkapan sebagai bangsa yang besar adalah bangsa yang sangat menghargai budaya , namun itu tidak berlaku bagi Indonesia. (Suara Pembaruan, 2008).

Apabila hal ini terus-menerus di pertahankan tanpa adanya perubahaan maka dapat mengakibatkan kehancuran, kehilangan dan kelenyapan dari kebudayaan Indonesia dengan sendirinya. Sebagai warga negara Indonesia sudah saatnya kita peduli dengan kebudayaan bangsa karena budaya adalah cerminan dari kepribadian bangsa itu sendiri.