Kamis, 17 Maret 2011

Ketika Jenuh Dengan Pernikahan


Setiap titik dalam kehidupan suatu saat pasti ada masa jenuh. Lantas bagaimana bila titik dimana kita berada justru adalah pernikahan? Apakah yang harus dilakukan agar rasa jenuh dapat dikendalikan sehingga bahtera pernikahan tak terancam? Berikut beberapa hal yang harus Anda ketahui seputar rasa jenuh dalam pernikahan.

Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah, salah satunya adalah kejenuhan. Walau nampaknya kejenuhan tidak terlihat seperti sebuah masalah besar yang membahayakan tapi pada kenyataannya, kejenuhan seringkali menjadi pemicu awal keretakan sebuah rumah tangga. Berikut ini beberapa tanya jawab singkat sehubungan dengan kejenuhan pasangan dalam perkawinan.

Apakah faktor penyebab timbulnya perasaan bosan atau jenuh?


Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan membuat jenuh dalam pernikahan.



Tapi sebetulnya, ada hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk menghindari kejenuhan tersebut. Misalnya, hubungan yang saling mengisi, menyuburkan, menggairahkan, seharusnya mengimbangi kecenderungan untuk merasa jenuh. Jadi, dengan kata lain, dalam pernikahan dibutuhkan keseimbangan antara dua faktor yaitu kebosanan itu sendiri yang harus diimbangi dengan rasa saling mengisi. Pada dasarnya, kebosanan memang menjadi kecenderungan manusia secara kodrati.

Benarkah kebosanan identik dengan perasaan cinta yang mulai pudar pada pasangan?

Dugaan itu acapkali muncul. Anda mungkin cenderung beranggapan bahwa pasangan sudah berubah, tidak lagi seperti dulu, cintanya kepada Anda mulai berkurang. Pada dasarnya pernikahan itu memang perlu dipupuk agar kuat, supaya bagi Anda yang menjalani pernikahan memiliki rasa aman. Rasa tidak aman cenderung membuat Anda berpikir apakah dia masih mencintai Anda atau tidak.

Tapi rasa aman tidak akan menggugah Anda untuk mempertanyakan hal-hal seperti itu. Rasa aman merupakan sesuatu yang perlu ditanam dan dipupuk dalam pernikahan. Otomatis ini berkaitan dengan perasaan dicintai. Ada orang yang beranggapan sekali mencintai, akan selama-lamanya mencintai. Sekali dicintai selamalamanya akan dicintai. Ini harapan pada pasangan kita. Pada kenyataannya tidaklah demikian, karena cinta itu bisa padam, kita bisa kurang mencintai dan kebalikannya pasangan bisa kurang mencintai kita pula. Untuk itulah cinta perlu dipupuk.

Hal apa yang bisa dilakukan untuk memupuk hubungan pernikahan supaya kebosanan tidak menjadi-jadi atau menguasai kehidupan kita?


Dalam membangun suatu hubungan diperlukan saling mengisi. Ibaratkan saja Anda seperti wadah kosong yang perlu diisi. Pengertian mengisi di sini adalah mengisi kebutuhan yang mendasar. Misalnya saja merasakan kita ini berharga, dicintai, dan diperhatikan.

Dalam pernikahan pasti Anda memiliki harapan pasangan akan mengisi kehidupan Anda. Meskipun Anda orang yang mandiri, tetapi tetap terbersit harapan bahwa pasangan akan mengisi Anda. Karena sebagai seorang wanita Anda pasti mengharapkan pasangan bisa mengerti Anda. Terkadang kita adalah orang yang sangat butuh pengertian, supaya bisa merasakan hidup ini masuk akal.

Kalau kita hidup di tengah-tengah orang yang tidak bisa mengerti kita, hidup ini akan terasa tidak masuk akal. Selain itu Anda akan merasa sendiri atau sepi jika tidak ada yang bisa benar-benar memahami Anda. Salah satu hal mendasar yang dapat diharapkan dari pasangan adalah dimengerti.

Ada kalanya, problem belum bisa selesai pada hari yang sama, tapi jika Anda merasakan bahwa pasangan sudah mengerti apa yang ingin disampaikan atau dikemukakan, Anda boleh merasa lebih lega. Jadi, kebutuhan untuk dimengerti sangatlah penting. Ini adalah salah satu dari sejumlah kebutuhan yang lainnya. Jadi, sebetulnya pernikahan yang bisa terhindar dari kejenuhan adalah pernikahan yang saling mengisi.

Bolehkah kita mengakui sedang bosan dengan pasangan?


Sebaiknya Anda tidak menggunakan kata bosan, tetapi usahakan masuk kepada pokok masalahnya. Karena pada dasarnya, kejenuhan atau kebosanan dimulai dari masalah yang terus berulang.

Jadi ada baiknya langsung saja soroti permasalahannya, harapan apa yang tidak terpenuhi, masalah apa yang belum terselesaikan dalam hubungan Anda, dan apa saja yang tidak Anda sukai tentang dirinya yang terus-menerus harus Anda terima. Hal-hal seperti itu sebaiknya langsung dibicarakan. Selesaikan masalahnya, bukan kebosanannya.

Pada intinya, kejenuhan dalam rumah tangga cepat atau buy generic drugs online lambat pasti akan datang, tinggal bagaimana Anda dan pasangan mampu menyiasatinya. Ketimbang sibuk mencari pelarian di luar, lebih baik diskusikan dengan pasangan, lalu cari jalan keluarnya. Tak ada satu pun manusia di dunia ini yang tidak bisa diajak bicara secara baik-baik.

Rabu, 16 Maret 2011

Jangan Mengeluh......





Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa.

Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, “Lulu, Lulu.”. Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, “Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu.” Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, “Lulu, Lulu”. “Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?” tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, “Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.”

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.
Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.

”Jangan Mengeluh, Mbak!”.

Adakalanya hati ini ngedumel, mendengar kalimat itu. Rasanya saya ingin berontak untuk mengatakan, cape, pedih, lelah dan letih. Tetapi saya tak kuasa, saya malah berpikir lebih dalam. Saya berpikir ‘jangan mengeluh, jangan mengeluh!’. Pasti berguna bagi saya dikemudian hari.

Zaman sekarang adalah zamannya facebook, sekali lagi facebook. Saya bisa melihat setiap saat para facebooker ketika senang, susah dan netral. Yang mengherankan bagi saya pasti tentang mengeluh. Yah.. Facebook menjadi media untuk mengeluh. Saya tak habis pikir ketika membaca status mengeluh, jalanan macetlah, cuaca panaslah, komputer bermasalahlah, ujian yang susahlah, semua-semua yang terjadi dikeluhkan di facebook. Kenapa tidak menuliskan hal-hal yang positifnya saja, cari sesuatu yang baiknya.

Memang tidak semuanya mengeluhkan segala sesuatunya di facebook, saya menemukan juga yang baik. Misalnya catatan-catatan yang mencerahkan, catatan-catatan yang kritis. Juga status-status yang mengajak kebaikan, semangat dan cinta.
Mungkin inilah dialektika di facebook, ada baik pasti ada buruk, ada negatif pasti ada juga positif, ada yang berkeluh kesah ada juga tidak berkeluh kesah. Namanya juga dunia, segala sesuatunya pasti ada kebalikannya. Yang saya yakini semua ini adalah cara Tuhan menyeimbangkan.
Dalam kamus saya, menjadi wanita berarti ”Jangan Mengeluh!”. Manusiawi jika pada saat tertentu kita mengeluh. Manusia ada batasnya, misalnya cape, lelah dsb. Masalahnya bukan mengeluh, tetapi bagaimana bangkit agar tidak mengeluh berkepanjangan.

Selasa, 15 Maret 2011

Larangan Berputus Asa......




Putus asa dari rahmat Allah Ta’ala termasuk dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:
قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ

“Ibrahim berkata :’Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat.’”(Q.S. Al Hijr: 56)
Dan firman-Nya:

وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.”(Q.S. Yusuf : 87)

Maka berputus asa dari rahmat Allah dan merasa jauh dari rahmat-Nya merupakan dosa besar. Kewajiban seorang manusia adalah selalu berbaik sangka terhadap Rabb-nya. Jika dia meminta kepada Allah, maka dia selalu berprasangka baik bahwa Allah akan mengabulkan permintaannya. Jika dia beribadah sesuai dengan syariat, dia selalu optimis bahwa amalannya akan diterima, dan jika dia ditimpa suatu kesusahan dia tetap berprasangka baik bahwa Allah akan menghilangkan kesusahan tersebut.

Berusaha Menjadi Pekerja Keras





Hampir setiap waktu, saat melihat sosok yang berkilauan itu, terpikirkan, kenapa ya jarang terlihat lelah.
habis ngerjakan ini, ngerjakan itu, lalu ngerjakan ini, selanjutnya ngerjakan itu, begitu seterusnya..
sampai suatu waktu, setelah ditanyakan pada beliau, jawabannya simpel sekali,

“soalnya dari kecil mamah udah terbiasa jadi pekerja keras, sah..”

kagum sekali rasanya..mungkin sifat ini memang butuh pembiasaan ya.

pada suatu kisah, rasulullah saw bersalaman dengan seorang sahabat, saad ibnu muadz. rasulullah saw melihat tangan sahabat itu sangat hitam karena bekerja keras di bawah terik matahari. rasulullah saw bertanya kenapa tangannya hitam?
saad menjawab:
“tanganku seperti ini karena aku bekerja mencangkul di kebun kurmaku untuk menghidupi keluargaku.”
mendengar jawaban demikian, rasulullah saw mencium tangan sahabat itu sambil berkata:
“inilah kedua tangan yang disukai Allah.”

kadang keadaan menjadikan seseorang menjadi pekerja keras. seperti kata orang, rumput liar menjadi kuat karena teriknya matahari dan derasnya hujan. tapi bagaimanapun menjadi seorang pekerja keras adalah sebuah pilihan (betul engga ya hehe).

“sesungguhnya Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang mukmin dan berusaha”. (hr. thabrani dan baihaqi dari ibnu ‘umar)

jadi, jangan siakan waktumu, ayoo semangat.....

Kerja keras tidak hanya diperuntukan perjuangan memperoleh materi. Kerja keras bisa juga disandangkan pada orang yang berjuang mendapatkan sesuatu yg berbeda! Ketika seseorang memperjuangkan sesuatu untuk ia dapatkan dengan segenap kemampuannya maka orang itu akan disebut sedang Kerja Keras, dalam usahanya kerja keras tak selalu memuaskan dan mendapatkan hasil yang di inginkan. Namun bukan itu tujuan kerja keras, Pada intinya yang terpenting itu adalah perjuangannya. Masalah berhasil atau tidak itu tergantung Tuhan tentunya!Saat itulah seseorang akan disebut bekerja keras. Orang yang bekerja keras biasanya adalah orang yang tak mudah putus asa oleh keadaan, sebab jika orang itu cepat berputus asa dengan keadaan tentunya tidak akan masuk dalam kerasOrang yang bekerja keras biasanya adalah orang yang tak mudah putus asa oleh keadaan, sebab jika orang itu cepat berputus asa dengan keadaan tentunya tidak akan masuk dalam kategori pekerja keras!

Bagaimanakah dengan anda?
apakah anda termasuk dalam kategori Pekerja Keras?Bagaimana cara menentukan kita adalah seorang pekerja keras atau tidak?Jawabannya adalah mudah, sebab itu ada dalam diri anda masing-masing, Jika anda sudah berjuang sampai benar-benar tak ada lagi jalan keluar lagi dan sudah sampai pada batas kemampuan anda maka anda adalah pekerja keras. Tapi jika anda mudah menyerah pada keadaan berarti anda bukanlah orang yang bekerja keras.

Bisakah Kita menjadi Pekerja Keras?
Jawabannya adalah pasti bisa, seperti yang saya tulis di atas, semua itu tergantung diri masing-masih, seberapa besar diri anda memperjuangkan usaha anda untuk mendapatkan sesuatu. Tentunya setelah bekerja keras kita akan mendapatkan hasil, walaupun seandainya tidak memperoleh yang diinginkan paling tidak kita dapatkan kepuasan batin, karena tahu sampai dimana kemampuan kita untuk memperolehnya!

Apakah anda sudah bekerja Keras?
Jika anda sudah bekerja keras saya ucapkan Selamat, karena anda telah melewati fase hidup dan tahu arti hidup yang sesungguhnya. orang yang bekerja keras akan tahu dan lebih menghargai kehidupannya pastinya, dan bagi anda yang belum pernah bekerja keras, cobalah untuk memperjuangkan sesuatu yang anda inginkan agar anda menjadi orang yang bekerja keras. Karena sesungguhnya kepuasan dari itu lebih berharga dari pada yang anda dapatkan dengan mudah tanpa ada kerja keras!