Rabu, 16 Maret 2011
Jangan Mengeluh......
Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.
Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa.
Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, “Lulu, Lulu.”. Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, “Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu.” Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, “Lulu, Lulu”. “Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?” tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, “Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.”
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.
Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.
”Jangan Mengeluh, Mbak!”.
Adakalanya hati ini ngedumel, mendengar kalimat itu. Rasanya saya ingin berontak untuk mengatakan, cape, pedih, lelah dan letih. Tetapi saya tak kuasa, saya malah berpikir lebih dalam. Saya berpikir ‘jangan mengeluh, jangan mengeluh!’. Pasti berguna bagi saya dikemudian hari.
Zaman sekarang adalah zamannya facebook, sekali lagi facebook. Saya bisa melihat setiap saat para facebooker ketika senang, susah dan netral. Yang mengherankan bagi saya pasti tentang mengeluh. Yah.. Facebook menjadi media untuk mengeluh. Saya tak habis pikir ketika membaca status mengeluh, jalanan macetlah, cuaca panaslah, komputer bermasalahlah, ujian yang susahlah, semua-semua yang terjadi dikeluhkan di facebook. Kenapa tidak menuliskan hal-hal yang positifnya saja, cari sesuatu yang baiknya.
Memang tidak semuanya mengeluhkan segala sesuatunya di facebook, saya menemukan juga yang baik. Misalnya catatan-catatan yang mencerahkan, catatan-catatan yang kritis. Juga status-status yang mengajak kebaikan, semangat dan cinta.
Mungkin inilah dialektika di facebook, ada baik pasti ada buruk, ada negatif pasti ada juga positif, ada yang berkeluh kesah ada juga tidak berkeluh kesah. Namanya juga dunia, segala sesuatunya pasti ada kebalikannya. Yang saya yakini semua ini adalah cara Tuhan menyeimbangkan.
Dalam kamus saya, menjadi wanita berarti ”Jangan Mengeluh!”. Manusiawi jika pada saat tertentu kita mengeluh. Manusia ada batasnya, misalnya cape, lelah dsb. Masalahnya bukan mengeluh, tetapi bagaimana bangkit agar tidak mengeluh berkepanjangan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
hmmmp bagus bagus
BalasHapus